PERJALANAN YANG PALING KACAU.......[part 1]

Ahad, 10 Januari kemarin aku berangkat ke Guangzhou, China dalam rangka kerjaan kantor. Aku dan Raditya (Commercial Manager Area 2 di kantorku, sebenernya dia boss di Commercial departement, tapi karena masih kecil.... iya masih kecil, baru 28 tahun usianya, makanya biar boss, aku manggilnya Radit aja....hi..hi..hi..) berangkat naik Garuda direct flight ke Guangzhou. Ditengah perjalanan dalam pesawat Radit menanyakan " Bu bawa USD kan ?" aku jawab "Bawa, SGD juga ada cuma 100SGD"....  Rupanya Radit gak bawa banyak USD, gak sempat nukar, jadi bawa rupiah aja, dan karena memang biasanya kami melakukan transaksi diluar negri banyak menggunakan kartu kredit corporate, dari kantor. Tapi untuk bayar taksi, ngasi tips di hotel, atau beli beberapa barang kecil2 tetap diperlukan sejumlah uang cash lah.

Alkisah sampailah kami di Bandara Guangzhou (gak inget namanya...abis susah ngingetnya). Selepas pemeriksaan Imigrasi, tiba-tiba aku teringat..... hmmm kayaknya ada yang salah nih.... kuinget2 lagi... rasanya dompet berisi uang dolarku gak aku masukin ke tas nih. Langsung aku sms ke rumah untuk mengecek keberadaan sang dolar. Jiyaaaa ternyata betul saudara-saudara.... dolarku ketinggalan dirumah......Waaahhhh gak bisa beli oleh-oleh nih, secara kalo untuk belanja2 yang gak diganti kantor, aku lebih suka pake cash, soalnya kalo pake kartu kena selisih kursnya cukup menyebalkan....

Check di money changer bandara ternyata gak bisa beli Yuan pake rupiah.....huuuuu... Jadi rupiah yang dibawa Radit pun gak bisa ditukar Yuan.......:

Sekarang lanjut pas sampe di hotel. Setelah menyelesaikan urusan check in, Radit mengeluarkan dompetnya yang berisi mata uang asing..... dan jrrrreennggg... "Bu Lolly.... dolarku gak kebawa....." gubraks..... hadooohhhh...

Ya sudah, niat mau ngasi tips pegawai hotel yang bawain koper dibatalkan, karena gak ada satupun mata uang asing yang dibawa Radit yang diterima sama money changer hotel..... Yuks mari tenteng koper masing2 ke kamar.......

Tapi dalam kondisi demikian tidak memegang uang cash, kami masih tetap tenang.....cieee... Bukan apa, soalnya di Guangzhou sudah menunggu rekan kantor kami juga yang memang seorang Chinese, dan asalnya juga dari Guangzhou....namanya Nikita (Nikita sudah berangkat 3 hari lebih awal dalam rangka pulang kampung, kemudian hari Ahad itu bergabung dengan aku dan Raditya untuk persiapan rapat hari Seninnya). Jadi mulailah masa-masa menggantungkan hidup pada Nikita...he..he..he..

Malamnya pas keluar makan malam Radit bilang kalo laptopnya bermasalah, sejak dipesawat tadi dia tidak bisa log in ke laptopnya sendiri, padahal Sabtu kemarin masih baik-baik aja waktu dipake kerja dirumah..... Jadi malam itu Radit meminjam laptopku untuk mengecek emailnya..... yah kekacauan kedua dimulai... bayangkan kalo sampai besok laptop Radit tetap ngadat, padahal bahan presentasi untuk rapat besok ada disitu semua, dan gak ada backup filenya. Malam itu juga Radit menghubungi orang IT kantorku untuk minta bantuan mbenerin laptopnya.

Akhirnya keesokan paginya, dalam suhu dibawah 10 derajat celcius, kami bertiga pergilah menuju kantor sang Client, mau rapat tentunya, dan laptop Radit masih ngadat. Alhamdulillah ada beberapa file yang diperlukan ada di laptop Nikita, jadi rapat tetap bisa berjalan.

Ketika dalam perjalanan ke kantor klien, commercial big boss menelpon Radit untuk ganti jadwal pulang, minta dipercepat. Karena pekan depan harus ke Korea (aku gak ikut kok) rapat juga, dan visa ke Korea harus diurus hari Selasa, biar Senin bisa berangkat ke Korea.

Nah awalnya cuma Radit yang pulang malem itu, tiba-tiba Nikita juga minta rubah jadwal kembali ke Jakarta bareng Radit..... jiaaaa... aku juga ikut lah, ngapain juga sendirian di China... udah udaranya duingginnn banget, gak punya cash lagi....hiks.... meranaaa....

Jadilah siang itu selesai rapat, check out hotel dan kami bertiga berangkat ke Bandara.

Pada saat di Bandara Guangzhou, saat menunggu masuk pesawat, aku meletakkan backpack laptopku di kursi ruang tunggu. Dengan gaya ngeledek Radit bilang "Jangan lupa tasnya Bu... ntar ketinggalan lagi". dan dengan pedenya aku jawab "Ya nggak lah secara biasa pundak ada gembolan laptopnya, mosok bisa lupa". Dan kami bertiga melanjutkan obrolan kami sambil menunggu dipanggil masuk pesawat

Tak berapa lama kami dan penumpang pesawat lainnya dipanggil untuk masuk ke pesawat... maka antrian pun dimulai. Setelah menemukan kursi yang akan kami duduki selama 3,5 jam perjalanan, tiba-tiba aku teringat sesuatu..... haaaahhhh  tas laptopku ketinggalan dikursi ruang tunggu tadi, kekacauan ketiga terjadi......... cepat-cepat aku balik lagi ke pintu pesawat, dan bilang sama pramugarinya kalo tasku tertinggal diruang tunggu. Akhirnya dengan dianter oleh pramugari aku kembali keruang tunggu, Alhamdulillah tasku masih dengan manisnya bertengger dikursi....

Astaghfirullah.... mungkin ini karena waktu Radit ngingetin tasnya jangan sampe ketinggalan, aku jawabnya rada takabur gitu.......

bersambung ke part 2........