Sudah cukup lama rasanya pulang dari kantor gak naik angkot.... biasanya kalo gak bareng teman kantor ya dijemput sama suami. Tapi semalam aku pulang sendiri, gak nebeng dan gak dijemput.... jadi naik angkotlah...:)
Di lampu merah Buaran, naiklah dua gadis kecil, yang besar kira-kira sedikit lebih tua dari anakku yang besar... mungkin sekitar 11 atau 12 tahunan, dan yang kecil sekitar 7 atau 8 tahunan. Usia mereka menurut perkiraan ku gak jauh2 dari usia anak-anakku.
Sejak naik angkot kedua gadis kecil itu sudah membuat aku berulang kali menoleh pada mereka. Pertama pakaian yang digunakan kedua gadis itu, terutama yang besar sungguh bukan pakaian anak2, dan dengan model yang cukup membuat laki2 iseng menoleh. Mereka memakai celana pendek.... benar2 pendek jika mereka duduk di angkot yang kursinya relatif rendah itu. Kemeja yang dikenakan pun dengan model body fit. Dan dalam pandanganku kelihatan sekali kalau si gadis yang lebih besar berusaha ingin tampil seksi. Sungguh bikin risi.
Bukan hanya pakaian mereka saja yang menurutku agak gak wajar... mereka berdua bercanda, cukup mengganggu penumpang lain. Dan yang paling bikin telinga sakit adalah si adik (yang kecil memanggil yang besar dengan sebutan kakak, jadi aku berasumsi mereka adalah kakak beradik) sering menggoda kakaknya dengan kata-kata "Kak... itu pacar loe tuh..." ketika mereka melihat anak laki2 seumuran mereka berjalan di perempatan dengan sebatang rokok terselip dibibirnya. Dan setelah itu mereka berdua tertawa cekikikan sambil memanggil2 si anak laki2 tersebut. Sesekali si adik mencolek bagian... maaf.. payudara kakaknya... sungguh bukan seperti anak-anak kecil mereka...
Sebenarnya bukan tingkah berisik mereka yang bikin risi, kadang2 juga kalo naik angkot bareng anak2 SMP bubaran sekolah mereka cukup berisik, bahkan kadang-kadang lebih rame, karena jumlah mereka yang banyak. Tapi isi bercandaan dua gadis cilik ini yang bikin hati bertanya-tanya. Kemudian lagi sepertinya mereka cukup mengenal beberapa anak seusianya yang sering berkaliaran di perempatan lampu merah. Duh.... dimana orang tua mereka.... kenapa selarut itu (saat itu kira-kira pukul 19.30.) anak perempuan pula, masih berkeliaran sambil cekikikan dijalanan, dengan pakaian yang cukup seronok menurutku.....
Tak adakah orang yang mencari mereka, ketika mereka malam itu tidak terlihat ada dirumahnya...Apakah mereka adalah bagian dari komunitas anak2 jalanan yang sering meramaikan perempatan saat lampu merah sedang menyala...???
Di lampu merah berikutnya mereka berdua turun..... sambil masih bercanda-canda gak jelas. Mataku tak lepas dari mereka berdua.... miris rasanya hati ini. Bayangkan sementara anak-anakku, dan banyak anak-anak lainnya saat itu mungkin sedang dirumah, belajar, atau makan malam, berkumpul bersama keluarganya, ada anak-anak lain seusia mereka, bahkan lebih kecil.... berkeliaran di jalan raya, ada yang menyanyi gak jelas, meminta-minta, atau sekedar bergerombol dipinggir perempatan....
Setiap hari, setiap melewati perempatan itu, aku selalu sedih, melihat anak-anak itu.... Dan bikin lebih sedih lagi, sepertinya mereka menikmati keadaan itu. Dan dipinggiran jalan terlihat beberapa orang dewasa berkumpul... adakah dari mereka orang tua dari anak-anak jalanan itu..??
Masya Allah inikah bagian dari generasi masa depan bangsa ini..???
*sampe saat ini baru bisa ngerasa sedih.... mudah-mudahan suatu saat bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat buat mereka *
jadi ingat postingan ini mbak: http://thetrueideas.multiply.com/journal/item/2099 ,miris rasanya
ReplyDeleteya itulah realita hidup disekeliling kita mba...sy malah sering memutar kalo pulang ke rumah menghindari lampu merah yg disitu banyak ibu2 mengemis sambil membawa bayi2 merah..gak tega dan gak kuat ngliatnya..ntar sampai rumah aku suka gak bs makan....sedihhh
ReplyDeleteaku juga miris. mereka itulah yang disebut anak-anak jalanan. anak-anak yang inginnya merdeka, tanpa ada orangtua atau orang dewasa yang bertanggung jawab atas mereka.
ReplyDeleteLho, anjal itu kadang justru disuruh ortu mereka.
ReplyDeleteemang, kayaknya sampe saat ini belum ada perbaikan pada hal-hal seperti ini ya...:(
ReplyDeletebeneran tuh... aku juga kadang pingin nangis kalo liat itu....
ReplyDeletetapi lebih ngeselin lagi kalo tau anak itu anak sewaan... kok ya tegaaaa ibunya... anak kok disewain....
*bingung*
ReplyDeletesuka kebayang deh, kalo udah dewasa jadi masyarakat seperti apa mereka itu..:(
ReplyDeletemakanya itu... sedih kan kalo tau ada orang tua kayak gitu.... sementara kita kan kerja buat mbiayain hidup dan merancang masa depan anak-anak kita..... lha mereka malah hidup dari kerja anak-anaknya.....:(
ReplyDeletepegangan Mon... biar tetep pede.....*lha...*
ReplyDelete* tarik nafas dalam2...:((
ReplyDeleteSaya paling ga tega kalau melihat bayi dan balita yg diajak cari duit di jalanan...Ga bisa ngebayangin gmn klo bayi2 itu adalah anakku...Duh Allah, beri kami kelapangan agar bisa berbuat sesuatu untuk mereka...
miris memang melihat fenomena ini, tp lebih miris lg krn aku jg blm bisa melakukan "sesuatu" utk mereka
ReplyDeletesediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih..................
ReplyDeleteAmiiinnn....
ReplyDeleteBetul Ian... mudah-mudahan kita diberi kekuatan agar bisa berbuat sesuatu untuk memperbaiki kondisi ini...
ReplyDelete:(
ReplyDeleteSeru banget kayaknya... Lagi bahas apa sih?
ReplyDelete*ditendang dari blog mbak lolly*
lha ngapain kesini kalo belum baca-baca....*sambil melotot..*
ReplyDeletePa kabar lama tak nongol neh...:)
iya jarang ol lagi, soalnya takut dibawa kabur kayak anak2 abg korban facebook itu hehehehe
ReplyDeletehuaaaa..... siapa yang mau bawa kabuurr...????
ReplyDelete*satu paket sama krucilnya juga kan kalo mau bawa kaburr..????*